Hari
ini, saya akan mengajak Anda berpetualang ke sebuah negara di belahan
selatan bumi. Penasaran kita akan kemana? Yuk, simak ciri singkat
berikut ini! Negara ini merupakan suatu negara kepulauan yang diapit
oleh 2 samudra (Samudra Pasifik dan Samudra Hindia) dan 2 benua (Benua
Asia dan Benua Australia). Sebuah data menulis bahwa negara ini memiliki
kurang lebih 17.504 pulau. Keragaman pulau dengan jumlah yang sangat
banyaklah yang menyebabkan negara ini dikenal sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia. Apakah kamu sudah mengetahui negara tersebut? Ya,
tepat! Negara kepulauan ini bernama Indonesia.
Gambar 1. Peta Negara Indonesia
Berbicara
lebih jauh tentang pulau-pulau yang ada di Indonesia, secara umum
dibagi menjadi 5 pulau besar, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Sumatera,
Jawa, dan Papua. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak
kelebihan. Posisinya yang strategis menjadikan Indonesia sebagai sebuah
negara yang memiliki peranan penting dalam lalu lintas laut. Selain
digunakan sebagai salah satu jalur lalu lintas, laut di negara kepulauan
ini juga terkenal dengan keeksotisannya. Banyak sekali pulau di
Indonesia yang menyuguhkan keindahan alamnya, salah satunya ialah Pantai
Losari yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Suatu pantai tak
lengkap bilamana tak mampu memberikan keindahan sunrise dan sunset.
Namun, ada sesuatu hal yang membedakan Pantai Losari dengan
pantai-pantai lainnya. Tak seperti pantai lainnya, di Pantai Losari kita
dapat menyaksikan kedua fenomena tersebut di sebuah titik berdiri yang
sama. Sungguh menakjubkan, bukan?
Untuk
mengunjungi negara kepulauan ini, Anda tak perlu repot membawa baju
tebal, baju yang banyak, ataupun sejumlah kaos kaki, karena negara ini
tidak memiliki musim salju. Letak astronomi membuat pulau ini hanya
memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim panas (kemarau). Mari kita
lanjutkan perjalanan dengan bergeser ke bagian barat pulau Sulawesi! Di
sana, Indonesia memiliki pulau besar dengan sejuta cerita yang dikenal
dengan pulau Borneo Kalimantan. Pulau dengan luas wilayah 743.330 km2 ini
memiliki bentang alam berupa kawasan bervegetasi hutan tropis basah
yang sangat bermanfaat sebagai penyerap karbondioksida, penghasil
oksigen, dan penyeimbang iklim global. Oleh karena itu, pulau ini
merupakan bagian penting dari paru-paru dunia.[1]
Di
samping itu, adanya hutan tropis di pulau Kalimantan juga memiliki
dampak positif lain. Hmm, apakah kamu tahu hewan yang sering disebut
dengan orang utan? Orang utan adalah salah satu satwa primata yang hanya
hidup di wilayah tropis, seperti Indonesia. Sungguh menyedihkan, saat
ini jumlahnya semakin menurun. Hal ini mengakibatkan orang utan masuk
dalam daftar salah satu hewan yang patut dilindungi dan dicegah
kepunahannya. Pengalihan fungsi hutan dengan cara pembukaan perkebunan,
pembukaan tambang, serta perluasan pemukiman merupakan ancaman serius
terhadap populasi orang utan.
Melihat
keadaan ini, pulau Kalimantan merupakan wilayah dengan potensi masa
depan. Kawasan hutan luas yang dimiliki pulau Kalimantan merupakan aset
utama dan penting bagi kelangsungan hidup satwa khas Indonesia, orang
utan. Sebuah lokasi konservasi orang utan di Nyarumenten, bernama The Borneo Urang Utan Survival
(BOS) dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih 30
menit dari kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Mari kita satukan suara
mengatakan,”Lindungi satwa Indonesia dari kepunahan!”
Menjelajahi negara kepulauan ini, tidak lengkap bila tidak berkunjung ke pulau Suwarnadwipa, yang dalam bahasa Sansekerta berarti pulau emas. Apakah kamu merasa asing dengan pulau ini? Mari kenali lebih lanjut!
“Dahulu
kala….di pulau emas itu, berdirilah sebuah kerajaan Aceh yang bernama
Kerajaan Samudera. Arus perdagangannya yang aktif menyebabkan lalu
lintas di wilayah kerajaan tersebut ramai. Sejak abad ke-15, sejarah
mencatat bahwa para pendatang Eropa menggunakan nama kerajaan Samudera
untuk menyebut keseluruhan pulau.
Pada
tahun 1490, Ibnu Majid, seorang musafir membuat sebuah peta
daerah-daerah sekitar Samudera Hindia dengan tujuan untuk memudahkan
kegiatan lalu lintas. Dalam petanya tertulis pulau “Samatrah”. Sekitar 8
tahun kemudian, peta tersebut disalin ulang oleh musafir lain bernama
Roteiro. Dalam peta buatannya, nama “Samatrah” diterjemahkan menjadi
“Camatarra”. Hal yang sama terjadi pada tahun-tahun berikutnya dan
muncullah beberapa nama seperti “Samatra”, “Camatora”, “Somatra”,
“Samoterra”, Samotra”, “Zamatra”, dan “Zamatora”. Untuk menghindari
kesalahan dalam pemahaman, maka dibakukanlah sebuah nama untuk menyebut
pulau itu, yaitu Sumatera.” [2]
Pulau
Sumatera merupakan pulau yang kaya. Dari 5 provinsi yang dimiliki
Indonesia, 3 diantaranya terdapat di pulau Sumatera, yaitu provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam, Riau dan Sumatera Selatan. Sebuah kebudayaan
yang terkenal di Sumatera adalah kebudayaan Minangkabau. Bentuk
kebudayaannya terproyeksi jelas hingga pada hal-hal sedehana, seperti
yang terlihat pada bentuk bangunan rumah mereka. Wilayah Sumatera
merupakan wilayah yang rawan gempa, untuk itu rumah-rumah mereka
dibangun dengan bentuk panggung, dimana tiang-tiang penyangga diletakkan
di atas batu tertanam. Yang istimewa dan khas pada arsitektur
Minangkabau adalah pada bentuk atapnya yang menyerupai tanduk kerbau. [3]
Gambar 2. Arsitektur Rumah Gadang (Rumah Adat Minangkabau)
Seni
tradisional budaya Minangkabau juga diwujudkan dalam bentuk lain,
misalnya dalam bentuk tarian. Salah satu jenis tarian khas Minangkabau
yang telah mendunia adalah tari piring. Pada awalnya tarian klasik ini
dilakukan sebagai suatu ritual ucapan syukur pada para dewa. Namun, kini
tarian yang meletakkan dua piring di atas kedua telapak tangan dan
diayun-ayunkan ini lebih sering dipertontonkan sebagai hiburan
masyarakat. Adapun jumlah penari tarian ini biasanya berjumlah ganjil,
yaitu 3 hingga 7 orang. Perpaduan musik cepat dan gerakan penari yang
lincah membuat pesona tari piring begitu menakjubkan.
Sudah
lelahkah Anda? Masih ada sejuta kekayaan lainnya yang hanya dimiliki
oleh Indonesia. Ayo kita kunjungi tujuan pulau selanjutnya! Sekarang,
kita sedang menjejakkan kaki pada sebuah pulau dengan populasi terbanyak
di Indonesia. Ya, pulau itu adalah pulau Jawa.
Salah satu flora khas pulau Jawa bagian barat adalah gandaria (Bouea macrophylla).
Tanaman dengan pohon setinggi 27 meter ini dapat dimanfaatkan dari
buah, daun, hingga batangnya. Buah gandaria yang masih muda, berwarna
hijau sering dimakan sebagai rujak, atau digunakan sebagai campuran
sambal. Sedangkan buahnya yang sudah matang, berwarna kuning dapat
dikonsumsi langsung. Rasanya yang kecut-manis membuat para penikmatnya
untuk mengonsumsinya kembali. Daunnya dimanfaatkan sebagai lalapan,
sedangkan batangnya dipakai untuk pembuatan papan.
Gambar 4. Tanaman Gandaria (Bouea macrophylla)
Tak
kalah dengan pulau Sumatera, pulau Jawa ini pun memiliki provinsi yaitu
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ayo kita lanjutkan perjalanan ini
dengan mengunjungi kota Yogyakarta! Kota yang berkawasan di Jawa Tengah
ini sangat terkenal dengan keramahan dan kesederhanaannya. Mereka tak
segan-segan menjamu dan beramah-tamah dengan para pendatang. Senyum,
kira-kira itulah yang selalu mereka lakukan untuk mengisyaratkan
penerimaan mereka terhadap para tamu, ataupun pengunjung kota
Yogyakarta.
Kesederhanaan
kota yang dikenal dengan kota pelajar ini, dilengkapi dengan alat
transportasi tradisional ramah lingkungan yang masih ada hingga
sekarang, yaitu becak. Becak merupakan alat transportasi beroda tiga
yang digerakkan oleh tenaga manusia. Kecepatannya yang tidak terlalu
cepat memberikan kesempatan pada para penumpangnya untuk lebih menikmati
keasrian dan keindahan kota Yogjakarta.
Selain
melalui prasasti, secara unik catatan sejarah mereka gambarkan pada
dinding-dinding bangunan candi. Beberapa candi yang ada di pulau ini
diantaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, dll. Adapula cerita
bermakna yang dituangkan dalam sebuah kain bercorak. Kain tersebut ialah
kain batik. Kerajinan membatik dengan nilai seni tinggi ini merupakan
suatu tradisi turun-temurun. Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik
pembuatannya, yaitu batik tulis, batik cap, dan batik lukis. Berikut
merupakan contoh-contoh motif batik beserta maknanya.
Gambar 5. Motif Truntum
Motif
ini memiliki makna tumbuh kembang. Orang Jawa selalu mendambakan
keturunan pada orang yang baru menikah dengan harapan dapat menjadi
generasi penerus dan menggantikan generasi sebelumnya. [4]
Gambar 6. Motif Sido Wirasat
Pada
motif ini terlihat suatu kombinasi motif truntum yang mengandung arti
bahwa orang tua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai
menjalani kehidupan berumah tangga.[4]
Gambar 7. Motif Parang Klitik
Motif
ini menyimbolkan suatu perilaku halus, kelemahlembutan, dan bijaksana.
Dahulu, kain dengan motif ini hanya digunakan oleh para putri raja.[4]
Perjalanan
kita berakhir di pulau Papua. Sempat dikabarkan bahwa pulau ini akan
memisahkan diri dari Indonesia. Namun, sebuah surat kabar tertanggal 13
Febuari 2012, mewacanakan “Organisasi Papua Merdeka: Kami Menyatakan
Diri Kembali Kepada NKRI”. Kehadiran pulau ini tentu akan memberikan
warna tersendiri bagi budaya Indonesia.[5]
Suku
asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku ini memiliki kebiasaan unik
dalam merias diri. Sejak awal kehidupannya, Papua telah dekat sekali
dengan alam. Untuk merias diri, mereka menggunakan tanah merah untuk
menghasilkan warna merah, kulit kerang yang dihaluskan untuk warna
putih, arang kayu halus untuk warna hitam. Caranya pun cukup sederhana.
Hanya dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan sedikit air,
mereka sudah dapat mewarnai tubuhnya.
Usailah
penjelajahan kita kali ini. Bagaimana perasaan Anda? Dengan adanya
pengalaman ini, kita dapat lebih mengenal sebuah ‘Negara Kepulauan
Berpahat Alam-Berbatik Budaya’. Oh ya, perjalanan kita ini bukanlah
sekedar perjalanan biasa lho! Ada suatu makna yang ingin disampaikan
melalui penjelajahan ini. “Seperti semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”,
meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya negara Indonesia tetap
adalah satu kesatuan. Demikian pula, setiap pulau memiliki ciri khas dan
keunikannya masing-masing. Namun semuanya itu tetaplah menceritakan
satu ide pokok yaitu kesatuan tanah air Indonesia.”
Sekian.
Nita Felicia / @nita_felicia
Ditulis untuk Lomba Blog “Paling Indonesia”
(1-30 Juni 2012)
REFERENSI
[1] Kalimantan sebagai Paru-Paru Dunia: http://www.dephut.go.id/apl/uploads/Perpres-3-2012-Rencana-Tata_Ruang-Pulau-Kalimantan.pdf
[2] Sejarah Nama Sumatera: http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera
[3] Budaya Minangkabau: http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Minangkabau
[4] Motif Batik dan Maknanya: http://adxnurma.blogspot.com/2012/02/makna-batik-part-2.html
[5] http://politik.kompasiana.com/2012/02/13/organisasi-papua-merdeka-kami-menyatakan-diri-kembali-kepada-nkri/
No comments :
Post a Comment