Apa
yang terlintas di benakmu saat mendengar judul di atas? Coba pejamkan
matamu dan bayangkan sejenak, suatu zat cair dalam jumlah kecil yang
jatuh setitik demi setitik ke dalam suatu wadah minum akibat gaya
gravitasi bumi. “Setetes zat cair yang jatuh akan mengisi ruang kosong
dalam wadah.” Dengan kata lain, sebuah tetesan akan berguna apabila
tetesan itu berhasil berinteraksi masuk ke dalam wadahnya. Jika tidak,
maka tetesan itu akan terbuang sia-sia. Sama halnya dengan interaksi
yang seharusnya terjalin di antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Dewasa
ini, ilmu pengetahuan terus berkembang. Para peneliti menemukan
berbagai penemuan yang penting bagi kehidupan masyarakat. Namun, sungguh
disayangkan interaksi di antara keduanya kurang terjalin sempurna.
Kurangnya interaksi masuk ilmu pengetahuan ke dalam masyarakat
menyebabkan keduanya tidak dapat menunjukkan fungsi yang semestinya. Di
dalam praktek kehidupan nyata, diperlukan suatu alat yang dapat menjalin
interaksi antara ilmu pengetahuan dan masyarakat. Alat itu dinamakan
“SOSIALISASI”.
Sebut
saja di bidang kesehatan. Ketika anak jatuh sakit, barulah orang tua
merasa cemas dan kesulitan. Padahal, sejak dulu para peneliti telah
menemukan cara mudah yang bisa dilakukan oleh seluruh anak Indonesia,
yaitu dengan mengonsumsi “Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal
Untuk Pertumbuhan Anak”. Namun, hingga saat ini masih banyak masyarakat
yang belum mengetahui dan memahami betapa pentingnya mengonsumsi susu sehat dan halal
bagi tumbuh kembang anak, sehingga tak sedikit masyarakat yang
cenderung mengabaikannya. Mari kita bahas lebih lanjut melalui tulisan
dalam blog berikut ini!
Cairan
merupakan salah satu wujud zat yang paling mudah dikonsumsi, diserap,
dan dicerna oleh tubuh manusia. Coba ingat kembali, apa yang kamu
konsumsi pertama kali dalam hidupmu? Ya, suatu cairan putih penuh
nutrisi yang dikenal dengan sebutan susu. Berbagai penelitian telah menyatakan bahwa ASI (Air Susu Ibu) merupakan susu sempurna sehingga pemberian ASI eksklusif (minimal 6 bulan) sangat dianjurkan.
Sebelum menginjak usia 6 bulan, pencernaan bayi belum dapat berfungsi secara sempurna sehingga melalui susu inilah yang berperan sebagai makanan utama. Secara eksklusif tanpa bantuan dari makanan-makanan lain, susu memenuhi seluruh asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhmu selama 6 bulan pertama. Hebat kan?
Kita telah mengetahui bahwa susu
merupakan asupan bergizi tinggi yang dipercaya sebagai makanan pertama
yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sungguh tak perlu diragukan lagi
kehebatan khasiatnya bagi kesehatan. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu dan bertambahnya usia anak, kita tak dapat terus-menerus
bergantung pada ASI saja sebagai sumber susu.
Waktu yang memungkinkan untuk pemberian ASI hanya berkisar 6 bulan
hingga 2 tahun. Di sisi lain, tak dipungkiri bahwa anak tetap
membutuhkan asupan nutrisi susu meskipun telah melewati masa usia itu.
Berawal dari latar belakang inilah, para peneliti terus berkarya menemukan inovasi-inovasi
baru yang bertujuan memberikan nutrisi maksimal pada setiap tahapan
usia anak. Ketika anak berada pada rentang usia 1-6 tahun, sebuah fokus
menitikberatkan pada pertumbuhan fisik karena rentang usia ini merupakan
suatu periode yang memungkinkan anak mengalami pertumbuhan tubuh yang
optimal. Oleh karena itu, diperlukan inovasi susu
sehat yang mampu memberikan asupan nutrisi yang seimbang dengan fase
tumbuh kembangnya. Lain halnya pada rentang usia 7-12 tahun. Pada fase
ini, perkembangan anak menitikberatkan pada kecerdasan otak. Pada
periode ini, aktivitas anak sudah mulai padat dengan berbagai kegiatan,
baik di sekolah maupun di luar sekolah. Melihat kondisi tersebut, untuk
menunjang tumbuh kembang yang optimal anak memerlukan suatu inovasi susu
dengan nutrisi khusus yang mendukung seluruh aktivitas anak. Hal ini
bertujuan agar anak tetap bersemangat menjalani kegiatannya yang padat
tanpa mudah terserang sakit.[1]
Pada bulan Mei lalu, suatu inovasi susu pertama di Indonesia diluncurkan, yaitu susu
yang dilengkapi dengan nutrisi berbasis karbohidrat (isomaltulosa) yang
bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi dan daya ingat, khususnya
pada anak berusia 1-6 tahun.[2] Pada usia keemasannya,
seorang anak akan mengalami perubahan yang signifikan, baik dalam
pertumbuhan jiwa maupun perkembangan kognitif. Di dalam perubahan
inilah, tubuh memerlukan sebuah energi yang cukup dan konstan. Sebuah
penelitian membuktikan bahwa isomaltulosa yang dikonsumsi secara teratur
dapat menyediakan sumber energi konstan pada otak. Hal ini tentu akan
sangat membantu kinerja otak, mengingat otak tak pernah berhenti
bekerja.
Waktu
terus bergulir, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus
berkembang. Demikian halnya dengan perkembangan kualitas pada susu inovasi
sehat di Indonesia, kian hari kian menunjukkan peningkatannya. Namun,
berbicara khusus tentang Indonesia, rasanya tak cukup jika hanya
berfokus pada segi kesehatan. Tak dapat dipungkiri bahwa ada faktor lain
yang juga turut mengkualifikasi produk-produk Indonesia. Seperti yang
kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk
beragama muslim. Kehalalan suatu produk pangan turut menjadi faktor penting, di samping pertimbangan pada nilai-nilai kesehatan.
Suatu makanan yang terbuat dari turunan hewani dinyatakan berstatus halal dan suci apabila berasal dari hewan halal.
“Berarti pokoknya bukan berasal dari babi”, mungkin hanya sebatas
definisi inilah yang ada pada masyarakat awam. Namun pada kenyataannya,
pengertian tentang kehalalan suatu makanan tidak berhenti sampai di situ saja. Panduan Umum Sistem Jaminan Halal LPPOM-MUI menegaskan bahwa suatu bahan turunan hewani dinyatakan “HALAL” apabila “Makanan itu berasal dari hewan halal dan hewan halal tersebut disembelih sesuai dengan syariat Islam, bukan berasal dari darah dan tidak bercampur dengan bahan haram atau najis.”[3]
Lalu apa kaitannya dengan produk susu?
Mari kita lihat langsung salah satu contoh kasus berikut ini. Saat ini,
suatu bahan yang berasal dari pembuatan keju bernama protein whey, sering ditambahkan dalam proses pembuatan susu. Protein whey merupakan suatu cairan yang tidak ikut menggumpal menjadi keju. Menurut penelitian, dalam protein whey masih banyak mengandung beberapa zat yang baik bagi tubuh. Oleh karena itulah, whey digunakan sebagai salah satu bahan tambahan susu.
Protein
whey mengandung alfa lakalbumin yang berfungsi untuk mengurangi resiko
kanker usus besar. Selain mudah dicerna, whey diakui memiliki kualitas
nutrisi yang tinggi karena whey mengandung semua kandungan asam amino
esensial yang sesuai dengan persyaratan WHO.[4] Mengingat whey merupakan limbah pembuatan keju, maka penambahan whey dalam produk lain tentunya juga akan meminimalkan biaya produksi.
Dengan
adanya bahan penambah yang berasal dari proses pembuatan keju, maka
kini kita harus kritis terhadap pembuatan keju itu sendiri. Tentunya
kamu tidak mau kan minum susu sehat tapi tidak halal?
Di dalam proses pengolahan keju, digunakan enzim rennet (suatu bahan
turunan hewani) yang berfungsi untuk menggumpalkan kasein. (Kasein
merupakan suatu protein susu, bahan pembuatan keju.) Enzim tersebut diperoleh dari lambung anak sapi. [5] Apabila penyembelihannya tidak sesuai dengan syariat Islam, maka produk itu juga dapat dinyatakan tidak halal.
Dengan pengembangan inovasi
di bidang pangan, suatu penelitian menemukan bahwa terdapat sumber
penghasil enzim rennet lain yang tidak melibatkan hewan. Enzim tersebut
diperoleh dengan menggunakan prinsip pemanfaatan aktivitas
mikroorganisme. Selain dapat dimutasi atau direkayasa secara genetika,
penggunaan mikroba sebagai sumber alternatif penghasil enzim rennet juga
memiliki kelebihan lain, seperti kemampuan laju produksinya yang
tinggi. Adapun hanya jenis mikroba tertentu yang dapat digunakan untuk
memproduksi enzim rennet, diantaranya Mucor miehei, M.pusillus dan Endothia parasitica. [5]
Adanya
penemuan mikroba sebagai penghasil enzim tentu sangat bermanfaat.
Dengan demikian, masyarakat khususnya kaum muslim tetap dapat menikmati susu dengan bahan penambah protein whey yang baik bagi tubuh. Namun alangkah baiknya jika mereka dapat mengkonsumsinya tanpa perlu membedakan mana protein whey yang dihasilkan oleh hewan dan mana yang dihasilkan oleh mikroba.
Dan kini, kekhawatiran mereka akan kehalalan
suatu produk tuntas terhapuskan dengan kehadiran LPOOM MUI (Lembaga
Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia).
Sejak tahun 2005, LPPOM MUI memberlakukan suatu sistem yang menjamin kehalalan suatu produk suatu perusahaan sepanjang perusahaan itu memegang Sertifikat Kehalalan MUI.[3]
Kepemilikan sertifikasi tersebut diwujudkan perusahaan dengan
menyertakan label MUI pada kemasan produk (Keterangan: Contoh Label MUI
dapat dilihat pada banner "Lomba Blog Susu Inovasi Yang Sehat dan Halal Untuk Pertumbuhan Anak" di bawah). Dengan demikian, kita sebagai masyarakat cerdas dapat memberikan asupan susu dengan gizi seimbang tanpa perlu ragu akan kehalalannya.
Sebuah
gelas tak akan terisi, jika tidak dimulai dengan sebuah tetesan. Namun,
tetesan itu tidak akan terasa manfaatnya apabila tidak jatuh tepat pada
wadahnya. Mungkin pada saat ini, masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui tentang inovasi susu yang seperti apa yang sehat dan halal untuk pertumbuhan anak. Kurangnya kegiatan sosialisasi dapat menjadi salah satu faktor penyebab ketidaktahuan masyarakat.
Kiranya tulisan dalam blog ini dapat dijadikan sebagai pembawa tetesan informasi sekaligus sosialisasi dini yang membentuk konsep berpikir mengenai susu sehat dan halal
bagi tumbuh kembang anak. Sebagai penerus bangsa yang aktif, marilah
kita saling bertindak dua sisi, yakni sebagai “Pemberi Tetesan” dan
sebagai “Wadah”!
Setetes untuk Segelas, semua berawal dari sebuah tetesan. Awalilah harimu dengan tetesan susu sehat dan halal untuk segelas masa depan yang penuh harapan!
Nita Felicia / @nita_felicia
(8 Juni-4 Juli 2012)
REFERENSI:
[1]Kids and School TVC: http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=nv8Ehd0fMz4
[2] http://www.frisianflag.com/id/ruang-media/berita-umum/6213-frisian-flag-123-456-inovasi-susu-pertumbuhan-pertama-di-indonesia-dengan-isomaltulosa-untuk-gizi-lengkap-dan-seimbang
[3] Panduan Umum Sistem Jaminan Halal LPOOM-MUI: http://jambi.kemenag.go.id/file/dokumen/PEDOMANSISTEMJAMINANHALAL.pdf
[4] http://www.scribd.com/doc/77909685/Resume
[5] Sumber dan Peranan Enzim: http://elisajulianti.files.wordpress.com/2012/01/sumber-dan-peranan-enzim.pdf
No comments :
Post a Comment