Monday, June 3, 2013

Terjepit di Antara Dua Teori

Pernahkah kamu merasa terjepit sesuatu? Mengingat saat tangan terjepit, spontan menyadarkan aku pada satu hal,“Berada di antara dua benda yang saling menekan sungguh gak meng-enak-kan”. Stuju?? :) Demikian pula halnya ketika kita ditempatkan di antara dua teori yang berbeda. Perbedaan prinsip yang mendasar menyebabkan keduanya saling mendorong dari dua arah asal yang berbeda.  Kalau sudah begini, kamu harus memilih untuk mengangkat salah satu teori itu untuk dipilih, sehingga kamu dapat terbebas dari himpitan itu. Hmm…, tapi teori mana yang harus dipilih? Teori yang mana yang lebih pantas untuk dipercaya?

Sebenarnya di dalam dunia ini ada banyak hal yang mungkin terdengar membingungkan, atau lebih tepatnya kontroversial.  Ya, bagaimana tidak? Mereka berakar pada dasar-dasar yang kuat, namun menghasilkan pemahaman yang berbeda. Perbedaan itulah yang sulit dicerna dan dipahami manusia. Salah satu contoh yang paling dekat adalah teori tentang asal usul manusia pertama. Bukan sesuatu hal yang asing lagi bagi kita mendengar perdebatan dalam pertanyaan ini “Manusia Pertama Berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau Nabi Adam?” Sebelum pertanyaan itu dijawab, ada baiknya kalau kita tahu persis tentang apa yang diperdebatkan. Yuk, coba kita cermati keduanya!
Melalui bukunya yang berjudul “Origin of The Species”, Charles Darwin menerangkan sebuah pandangan bahwa manusia berasal dari sebuah evolusi yang sangat panjang. Pandangan ini dikenal dengan nama Teori Evolusi Darwin. Dalam teorinya, ia menegaskan bahwa “suatu spesies berasal dari spesies lain”. Berdasarkan teori evolusi tersebut, spesies lain yang memiliki kemiripan struktur tubuh paling dekat dengan manusia adalah kera. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya fosil-fosil purbakala.

 Gambar 1.

Secara struktur tubuh, kera memiliki organ-organ yang mirip dengan manusia, seperti panca indera, dua tangan, dua kaki yang dapat berdiri, dll. Namun, di sisi lain terdapat suatu pemahaman lain. Secara alkitabiah, dikatakan bahwa manusia ada di dunia melalui suatu proses yaitu proses penciptaan.  Manusia pertama itu diberi nama Adam. Lalu, kenapa sampai bisa ada dua pemahaman seperti ini?

Setelah kamu tahu keduanya, coba pikirkan sejenak.  Apakah yang membuat adanya perbedaan tersebut? Secara tidak sadar, selama ini kita mempertanyakan sesuatu dari sudut pemahaman yang berbeda. Suatu hal yang sederhana namun berpotensi untuk menimbulkan pertanyaan, pertentangan, bahkan perdebatan. Titik pandang menentukan pemahaman. Ya kalau titik pandangnya saja sudah berbeda, pasti pemahaman dalam menilai sesuatu juga akan berbeda. Kita yang melihat dari sudut yang sama aja kadang masih suka salah paham, apalagi mereka yang melihat dari sudut yang berbeda.  Hmm, sampai di sini bingung kah? Yuk, kita lanjut pembahasannya dengan gambar yang satu ini.  :D
Gambar 2.

Melalui gambar nomor 1, kita melihat adanya pepohonan dan rerumputan. Sedangkan pada gambar bernomor 2, kita melihat lebih jauh tentang gambar nomor 1. Dengan jarak pandang yang lebih jauh, kita dapat melihat lebih luas bahwa sebenarnya gambar nomor 1 merupakan bagian dari sebuah gunung. Inilah yang kita hadapi saat ini. Keterbatasan manusia menyebabkan kita hanya bisa melihat dan mencerna segala sesuatu dengan ilmu pengetahuan. Jarak pandang kita hanyalah sebatas gambar nomor 1.

Jelas, yang kita lihat sebenarnya adalah objek yang sama. Demikian pula yang terjadi dalam pembahasan saat ini. Kita pun sedang membahas objek yang sama yaitu tentang “ASAL USUL MANUSIA”. Kuncinya terletak pada sudut mana yang kamu melihatnya. Oh ya, tapi jangan bingung yah! Jangan berpikir kalau manusia itu ada dua atau manusia Darwin berbeda sama manusia Adam. Ingat ilustrasi rumput dan gunung. Benda yang kita lihat tetaplah suatu benda yang sama.
Gimana, masih adakah yang bingung? Coba, sekarang aku tes. Kenapa sih kita tidak menggunakan cara pandang yang sama saja? Hayoo.. YUP!! Pernah ga kamu lihat proses pembuatan bejana? Sekitar 3 tahun yang lalu, aku mengunjungi ke sentra pembuatan barang-barang tanah liat. Di sana, aku melihat ada seorang bapak separuh baya yang sedang membuat sebuah vas bunga dari tanah liat. Dengan leluasa bapak itu membentuk tanah liat, yang bentuknya masih belum padat. Kira-kira itulah gambaran kita. Kita hanyalah tanah liat yang di dalam keterbatasannya sama sekali tidak berkuasa untuk menolak dibentuk oleh Sang Pencipta. Jika menolak saja tidak layak, apalagi meminta untuk memiliki kemampuan cara pandang yang seperti Dia.

Kembali pada pertanyaan pertamaku. Ketika berada dalam himpitan, apa yang harus kita lakukan? Teori mana yang lebih terpercaya dan pantas dipilih? Untuk mengatasi masalah itu mudah saja, kamu hanya perlu keluar dari posisimu yang ada di tengah keduanya. Dengan demikian, kamu dapat terbebas dari himpitan dan melihat keduanya tumbuh bersama, ilmu pengetahuan dan rohani.
Kira-kira itulah pendapatku tentang topik "Manusia pertama berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau Nabi Adam, menurut loe?" kali ini. Semoga melalui penjelasan singkat ini, kamu gak akan bingung lagi. Sekian.

Nita Felicia / @nita_felicia
Postingan ini untuk mengikuti Kompetisi Blog Mama Cake
(2 Mei-30 Juni 2012)

No comments :

Post a Comment