Pernahkah
kamu merasa terjepit sesuatu? Mengingat saat tangan terjepit, spontan
menyadarkan aku pada satu hal,“Berada di antara dua benda yang saling
menekan sungguh gak meng-enak-kan”. Stuju?? :) Demikian pula halnya
ketika kita ditempatkan di antara dua teori yang berbeda. Perbedaan
prinsip yang mendasar menyebabkan keduanya saling mendorong dari dua
arah asal yang berbeda. Kalau sudah begini, kamu harus memilih untuk
mengangkat salah satu teori itu untuk dipilih, sehingga kamu dapat
terbebas dari himpitan itu. Hmm…, tapi teori mana yang harus dipilih?
Teori yang mana yang lebih pantas untuk dipercaya?
Sebenarnya
di dalam dunia ini ada banyak hal yang mungkin terdengar membingungkan,
atau lebih tepatnya kontroversial. Ya, bagaimana tidak? Mereka berakar
pada dasar-dasar yang kuat, namun menghasilkan pemahaman yang berbeda.
Perbedaan itulah yang sulit dicerna dan dipahami manusia. Salah satu
contoh yang paling dekat adalah teori tentang asal usul manusia pertama.
Bukan sesuatu hal yang asing lagi bagi kita mendengar perdebatan dalam
pertanyaan ini “Manusia Pertama Berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau
Nabi Adam?” Sebelum pertanyaan itu dijawab, ada baiknya kalau kita tahu
persis tentang apa yang diperdebatkan. Yuk, coba kita cermati keduanya!
Melalui
bukunya yang berjudul “Origin of The Species”, Charles Darwin
menerangkan sebuah pandangan bahwa manusia berasal dari sebuah evolusi
yang sangat panjang. Pandangan ini dikenal dengan nama Teori Evolusi
Darwin. Dalam teorinya, ia menegaskan bahwa “suatu spesies berasal dari
spesies lain”. Berdasarkan teori evolusi tersebut, spesies lain yang
memiliki kemiripan struktur tubuh paling dekat dengan manusia adalah
kera. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya fosil-fosil purbakala.
Secara
struktur tubuh, kera memiliki organ-organ yang mirip dengan manusia,
seperti panca indera, dua tangan, dua kaki yang dapat berdiri, dll.
Namun, di sisi lain terdapat suatu pemahaman lain. Secara alkitabiah,
dikatakan bahwa manusia ada di dunia melalui suatu proses yaitu proses
penciptaan. Manusia pertama itu diberi nama Adam. Lalu, kenapa sampai
bisa ada dua pemahaman seperti ini?
Setelah
kamu tahu keduanya, coba pikirkan sejenak. Apakah yang membuat adanya
perbedaan tersebut? Secara tidak sadar, selama ini kita mempertanyakan
sesuatu dari sudut pemahaman yang berbeda. Suatu hal yang sederhana
namun berpotensi untuk menimbulkan pertanyaan, pertentangan, bahkan
perdebatan. Titik pandang menentukan pemahaman. Ya
kalau titik pandangnya saja sudah berbeda, pasti pemahaman dalam menilai
sesuatu juga akan berbeda. Kita yang melihat dari sudut yang sama aja
kadang masih suka salah paham, apalagi mereka yang melihat dari sudut
yang berbeda. Hmm, sampai di sini bingung kah? Yuk, kita lanjut
pembahasannya dengan gambar yang satu ini. :D
Melalui
gambar nomor 1, kita melihat adanya pepohonan dan rerumputan. Sedangkan
pada gambar bernomor 2, kita melihat lebih jauh tentang gambar nomor 1.
Dengan jarak pandang yang lebih jauh, kita dapat melihat lebih luas
bahwa sebenarnya gambar nomor 1 merupakan bagian dari sebuah gunung.
Inilah yang kita hadapi saat ini. Keterbatasan manusia menyebabkan kita
hanya bisa melihat dan mencerna segala sesuatu dengan ilmu pengetahuan.
Jarak pandang kita hanyalah sebatas gambar nomor 1.
Jelas,
yang kita lihat sebenarnya adalah objek yang sama. Demikian pula yang
terjadi dalam pembahasan saat ini. Kita pun sedang membahas objek yang
sama yaitu tentang “ASAL USUL MANUSIA”. Kuncinya terletak pada sudut
mana yang kamu melihatnya. Oh ya, tapi jangan bingung yah! Jangan
berpikir kalau manusia itu ada dua atau manusia Darwin berbeda sama
manusia Adam. Ingat ilustrasi rumput dan gunung. Benda yang kita lihat
tetaplah suatu benda yang sama.
Gimana,
masih adakah yang bingung? Coba, sekarang aku tes. Kenapa sih kita
tidak menggunakan cara pandang yang sama saja? Hayoo.. YUP!! Pernah ga
kamu lihat proses pembuatan bejana? Sekitar 3 tahun yang lalu, aku
mengunjungi ke sentra pembuatan barang-barang tanah liat. Di sana, aku
melihat ada seorang bapak separuh baya yang sedang membuat sebuah vas
bunga dari tanah liat. Dengan leluasa bapak itu membentuk tanah liat,
yang bentuknya masih belum padat. Kira-kira itulah gambaran kita. Kita
hanyalah tanah liat yang di dalam keterbatasannya sama sekali tidak
berkuasa untuk menolak dibentuk oleh Sang Pencipta. Jika menolak saja
tidak layak, apalagi meminta untuk memiliki kemampuan cara pandang yang
seperti Dia.
Kembali
pada pertanyaan pertamaku. Ketika berada dalam himpitan, apa yang harus
kita lakukan? Teori mana yang lebih terpercaya dan pantas dipilih?
Untuk mengatasi masalah itu mudah saja, kamu hanya perlu keluar dari
posisimu yang ada di tengah keduanya. Dengan demikian, kamu dapat
terbebas dari himpitan dan melihat keduanya tumbuh bersama, ilmu
pengetahuan dan rohani.
Kira-kira itulah pendapatku tentang topik "Manusia pertama berdasarkan Teori Evolusi Darwin atau Nabi Adam, menurut loe?" kali ini. Semoga melalui penjelasan singkat ini, kamu gak akan bingung lagi. Sekian.
Postingan ini untuk mengikuti Kompetisi Blog Mama Cake
(2 Mei-30 Juni 2012)
No comments :
Post a Comment